Jumat, 02 November 2012

MASYARAKAT DESA DAN MASYARAKAT KOTA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA



Membangun Desa: Ideologi Kota

OPINI | 29 March 2012 | 20:10 http://stat.ks.kidsklik.com/statics/kompasiana4.0/images/ico_baca.gifDibaca: 228   http://stat.ks.kidsklik.com/statics/kompasiana4.0/images/img_komen.gifKomentar: 0   http://stat.ks.kidsklik.com/statics/kompasiana4.0/images/ico_nilai.gifNihil
Pada ranah pemilihan wakil daerah : gubernur, walikota, presiden dan seterusnya (calon-calon pemerintah) kita akan selalu melihat perang-perang wacana para aktor yang berusaha menjadi pahlawan, mengumbar janji-janji pembangunan yang menggiurkan semena-mena dipresentasikan kepada masyarakat demi mendapatkan simpatik dan dukungan sebagai pemimpin yang benar. Ideologi-ideologi dirumuskan untuk membangun kesejahteraan kehidupan masyarakat, dunia para ahli memaknai kesejahteraan sebagai suatu pencapaian yang harusd icapai. Para ahli ini sebagai salah satu orang yang diamanatkan memimpin suatu bangsa agar dapat mengembangkan kehidupan masyarakatnya. Pembangunan infrastruktur menjadi alat nomor wahid yang mereka gunakan untuk menghipnotis masyarakat. Membangun dan mengembangkan wilayah pedesaan menjadihal yang termasuk utama yang dianggap patut mereka perbincangkan sebagai pembuktian pemerintah yang baik untuk dipilih. Sehingga muncul berbagai macam ideologi yang kebanyakan para ahlinya berwawasan luas dan berpendidikan tinggi, kebanyakan paraahli ini lebih dipercaya dimata masyarakat adalah paraahli yang mempunyai latar belakang pendidikan dari kota. Dan pandangan ini pula dipercaya sebagian besar masyarakat desase bagai tolak ukur dalam memilih pemerintah daerahnya sebagai pemimpin yang dapat menjagadan mensejahterahkan masyarakat dipedesaan daerah tersebut. Namun pada kenyataan sekarang adalah nilai-nilai desa yang semakin hilang tergusur oleh pembangunan dan pengembangan sumberdaya di desa, maka seringlah muncul dilema-dilema dimasyarakatdesa yang mimpinya mendapatkan kesejahteraan malah semakin bertolak belakang seiring dengan berkembangnya zaman globalisasi ini, hal-hal negatif yang terjadi bisa kita tengok melalui adanya konflik dan ketidakpuasan masyarakat desa terhadap pemerintahnya, serta perkembangan desa yang secara nyata dapat terlihat dalam kemajuan desa yang berujung kepada wilayah perkotaan. Dalam hal ini bisa kita perhatikan bahwa ada pula dukungan dari masyarakat desa yang polos dan lugu demi iming-iming kesejahteraan hidup yang lebih membahagiakan malah melanggengkan praktik kekuasaan dan pemerintahan yang salah dengan tema dan slogan perkembangan dan pembangunan.
Membangun desa pada realitanya sekarang semakin melengserkan pengertian desa dan nilai-nilai desa yang sesungguhnya. Demi kata memajukan sumberdaya manusiapedesaan, para ahli yang mungkin sajamaksudnya baikrela dan bersedia berakting bak pahlawan pengembangan infrastruktur desa. Teknologi danmodernitas menjadi salah satu yang utama, bangunan-bangunan yang kokoh dan semakin megah, pendidikan-pendidikan yang mesti disetarakan atau disamaratakan dengan kota dan seterusnya. Tentu saja ideologi-ideologi yang datang adalah dari para ahli yang sebagian besarnya dari kalangan kota. Rakyat pedesaan menerima ideologi ini sebagai cita-cita kehidupansejahtera (datangdari impian kota). Masyarakat desa terus-menerus diceritakan kebahagiaan kesejahteraan yang datang dari kota melalui pembangunan, akhirnya makna dan bayangan kehidupandesa yang pada masa kerjaan-kerajaan Nusantara dimana masyarakat desa di masing-masing sukunya saling menghormati dan bergotong royong semakin hilang, bukti ketidak pedulian bertetangga semakin terlihat bahkan di masyaraka pedesaan.
Beberbagai wilayah-wilayah pembangunan di Indonesia semakin redup nilai-nilai pedesaannya, penebangan hutan secara besar-besaran demi memperluas wilayah pembangunan, industri-industri yg dikelola pihak asing ataupun pemerintah menancapkan kuku-kukunya menggali kekayaan alam yang berlimpah di Indonesia, wilayah-wilayah persawahan yang semakin dipersempit diganti dengan pabrik-pabrik. Ini semua tentu saja semena-mena demi janji membangunan, mengembangkan, dan mensejahterah kanrakyat.
Namun yang konflik dan kemelaratan yang terus bermunculan di berbagai wilayah-wilayah Indonesia yang berusaha dikembangkan dan dibangun itu apakah tidak mampu dilihat sebagai hal yang perlu dianalisis lebih dalam lagi?. Di papua konflik terjadi karena ketidakpuasan rakyat papua terhadap Freeport yang menetap disana mengeruk hasil alam rakyat papua, alasan yang utama datang dari pemerintahnya adalah demi meraup keuntungan dari perusahaan asing yang datang dan keuntungan tersebut dijanjikan kepada kesejahteraan rakyat, namun realita yang terjadi adalah keterbalikannya. Di Sulawesi, beberapa wilayah yang dulunya tersebar wilayah persawahan yang luas di berbagai desa semakin tergusur rumah-rumah batu. Pemuda-pemuda desa juga memegang kepercayaan urbanisasi sebagai cita-cita kesejahteraan, membangun desa mereka kearah kemajuan teknologi dan pendidikan yang berasal dari cermin sukses perkotaan adalah hal yang harus dicapai.Pemuda-pemuda desa rela melakukan aksi protes kepada orang tuanya untuk mencari kehidupan yang lebih layak dari bertani,mencerdaskan diri dengan menuntut ilmu di kota, pengetahuan yang mereka dapat adalah pengetahuan kota. Bersawah pun dianggap tidak mensejahterakan kehidupan. Maka imajinasi membangun desa hanya akan melenyapkan nilai-nilai desa yang sebenarnya bila di proyeksikan oleh ideologi-ideologi kota.
Salah satu imbauan pada januari kemarin di berbagai media massa presiden Indonesia Susilo Bambang Yudoyono setelah mendapat laporan dari menteri sandang danpangan Gita mengatakan bahwa “masyarakat Indonesia harus mengurangi mengkonsumsi beras dan gula”. Dengan alasan semakin meningkatnya konsumsi beras di Indonesia tidak seimbang dengan produksi dan persediaan yang dimiliki Bulog akan meninggikan pengeluaran Anggaran Negara untuk menyediakan beras yang cukup tiap tahunnya. Pernyataan itu sebenarnya sedikit menggelitik dan menggemaskan saya pribadi, karena sekecil-kecilnya pengetahuan saya adalah anggapan tentang Indonesia yang kaya akan pertanian, apalagi sawah, mengapa bisa kurang yang sampai harus membuat saya mengurangi konsumsi nasi dengan menggantinyadengan bahan pokok lain??. Melalui pertanyaan dikepala saya itulah yang membuat saya berpikir tentang kehidupan desa dimana ideologi kota dipakai untuk membangun sumber daya pedesaan berkedok kehidupan yang lebih sejahtera ternyata dipraktekkan dalam hal yang berlainan arti dengan desa bahkan proyeksinya malah semakin melaratkan masyarakat desa. Tidak adanya penghormatan pemerintah dan masyarakat kota terhadap petani dan masyarakat yang hidup di desa melalui hasil alam. Mungkin saja ini dijadikan landasan-landasan generasi desa yang selalu bermimpi dan bercita-cita ke kota karena tidak pelak lagi budaya bahasa di kota yang sering kita gunakan yaitu “orang kampungan/ndeso” sebagai artian yang rendah terhadap orang lain telah menjadi dorongan kuat generasi desa demi membuktikan keberadaan mereka di mata masyarakat lain dan Negara mereka.
Akhirnya ideologi mengembangkan sumber daya di desa sekali lagi telah terjerembab dalam ideologi yang datang dari kota. Seharusnya ideologi mengembangkan desa itu berasal dari masyarakat desa itu sendiri dalam artian rakyat desa yang betul-betul cinta akan desa dan kehidupan desa dengan mengutamakan nilai-nilai luhur desa, bukan mereka yang berusaha membangun dengan modernitas perkotaan.
SUMBER :

OPINI :
            Masyarakat desa dan masyarakat kota sama-sama ikut berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Hal itu terjadi karena warga desa dan kota sama-sama bergotong-royong dan bersatu dalam melakukan perbaikan untunk bangsanya. Masyarakat desa dan masyarakat kota memiliki keuntungan bagi negara, hal itu bertujuan untuk pembangunan bangsa. Masyarakat desa merupakan masyarakat yang bekerja langsung seperti pertanian dan peternakan. Sehingga apabila dijual akan memiliki harga jual dan nilai untuk pembangunan. Sedangkan masyarakat kota yang lebih berwawasan berperan sebagai pendistributor atau manajemen yaitu bagian pemasarannya. Sehingga masyarakat desa dan kota masing-masing saling bertalian dalam membangun bangsa Indonesia.

PEMUDA DAN PERANNYA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN BANGSA INDONESIA



PPI Maroko Gelar Seminar Peran Pemuda dalam Kebangkitan Bangsa
Top of Form
http://www.hidayatullah.com/berita/gal898301993.jpg




Bottom of Form
Selasa, 30 Oktober 2012
Hidayatullah.com—Untuk memperingari hari Sumpah Pemuda yang jatuh tanggal 28 Oktober, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko mengadakan seminar bertema kepemudaan. Acara diselenggarakan hari Ahad (28/10/ 2012).
“Dengan adanya seminar Peringatan Hari Sumpah pemuda ini, semoga kita selaku pemuda dan pemudi Indonesia mampu mengimplementasikan semangat sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Abdillah Assegaf, Wakil Ketua PPI Maroko sebelum acara.
Hal senada juga disampaikan oleh moderator, Sukmahadi, mahasiswa Univ. Sidi Muhammed Ben Abdellah- Fes, bahwa sumpah pemuda memang talah berlalu, namun semangat juang yang telah mereka kobarkan demi mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus kita impelmentasikan sepanjang masa.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarahnya,” kata narasumber, Muhammad Taufiq, MA. Dosen Fakultas  Tarbiyah IAIN-SU Medan ketika mengawali pemaparannya.
Dengan mengingat buku kelam masa lalu sambungnya, diharapkan mampu menjadi pelajaran dan cambuk  sejarah bagi kita, agar sejarah yang telah di alami oleh bangsa Indonesia tidak terulang kembali. Perjalanan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaannnya tidak begitu enak, tetapi semuanya harus ditebus dengan perjuangan dan pengorbanan sampai titik darah penghabisan. Para  pejuang-pejuang kita  yang mati dimedan perang,  tiada lain hanya untuk satu cita-cita bagaimana kita bisa merdeka.  Yang kesemuanya itu tidak terlepas dari pada  peran para pemuda.
Seminar bertema “Peran Pemuda Dalam Kebangkitan Bangsa” ini, juga diisi dengan pemutaran video pembacaan teks Sumpah Pemuda versi PPI se-dunia.
Acara semakin hangat tatkala sesi diskusi dan tanya jawab dibuka. Abdul Hamid salah satu mahasiswa Univ. Cadi Ayyad, Marrakech mengatakan bahwa para pemuda dan pemudi Indonesia tidak akan bisa memainkan perannya sebagai agent of change (agen perubahan) jika pemerintah tidak bisa memberikan hak para pemuda.
Dengan santai narasumber menjawab bahwa kita sebagai pemuda jangan terlalu banyak menuntut hak terhadap negeri kita, tetapi seberapa banyakah kita telah memberikan sumbangsihnya untuk kemajuan bangsa kita.
Seminar yang bertempat di ruang serba guna KBRI Rabat ini, tampak pula Dubes RI untuk Kerajaan Maroko H. Tosari Widjaja beserta Lokal Staff dan Home Staff KBRI Rabat, Drs. H. Romdani. M. Pd (Dosen Universitas Negeri Jakarta dan juga dosen luar biasa "Bahasa Indonesia Universitas Mohammed V Agdal, Rabat, Maroko’’), Dr. Andy Hadiyanto, M.A Dosen Unibversitas Negeri Jakarta.
"Kegiatan ini, disamping mengisi waktu liburan juga  dilaksanakan untuk membangkitkan kembali semangat para pemuda didalam memainkan perannya sebagai agent of change demi perubahan bangsa Indonesia yang lebih baik,” tutur Ketua Panitia, Afif Husen.*/Kiriman Kusnadi El-Ghezwa, Koordinator Departemen Media Informasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko

SUMBER :

OPINI :
            Pemuda-pemuda indonesia sebenarnya sangat berperan aktif dalam pembangunan bangsa indonesia. Hal tersebut telah terbukti dari dulu saat sebelum kemerdekaan Indonesia. Pemuda-pemuda tersebut ikut berkontribusi dalam memerdekakan negara. Namun, hal tersebut hanyalah sebatas jaman kemerdekaan saja. Pemuda jaman sekarang kurang berpengaru dalam membangun bangsa. Hal itu dikarenakan pemuda jaman sekarang kurangnya moral dan rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya tersebut.
            Dalam proses pembangunan bangsa, sebenarnya pemuda harus berperan sebagai kekuatan moral dan kontrol sosial dalam pembangunan nasional. Pemuda juga harus memiliki etik dan moral dalam bertindak pada setiap kehidupannya derta ngan memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental spiritual serta kesadaran akan hukum. Sebagai kontrol sosial sebaiknya pemuda memperluas wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadaran akan tanggungjawab, hak dan kewajiban, ikut berpartisipasi dalam kegiatan umum yang membangun negara dengan memberikan kemudahan untuk mengakses informasi kepada kaum awam.

PERAN KELUARGA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA



Sabtu, 30 Juni 2012
Sambutan Wakil Presiden RI pada Puncak Peringatan Hari Keluarga Ke-19 Tingkat Nasional Tahun 2012
Mataram, Nusa Tenggara Barat, 30 Juni 2012

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua, selamat pagi.

Pertama-tama, saya ingin menyampaikan selamat dan salam bahagia kepada segenap Keluarga Indonesia serta seluruh peserta dan hadirin pada Puncak Peringatan Hari Keluarga Ke-19 Tingkat Nasional hari ini.

Saudara-saudara sekalian,

Peringatan Hari Keluarga tahun ini mengangkat tema: “Dengan Semangat hari Keluarga Kita Bangkitkan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional”, dan dengan motto: “Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera, Keluarga Tangguh dan Mandiri.”

Mengapa kita memperingati Hari Keluarga ? Sebab kita menempatkan Keluarga pada posisi yang sangat strategis dalam membangun bangsa. Keluarga adalah penentu kualitas bangsa.  Keluarga yang sehat dan  sejahtera adalah prasyarat bagi bangsa yang sehat dan sejahtera. Keluarga yang cerdas adalah landasan dari bangsa yang cerdas. Dari keluarga-keluarga seperti itulah akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa yang handal.

Saudara-saudara sekalian,

Di dalam keluarga kita membentuk dasar-dasar karakter manusia terutama karakter dan kepribadian anak-anak kita, generasi penerus bangsa, penerima estafet kepemimpinan bangsa. Di dalam keluarga kita membangun kualitas manusia. Kualitas manusia dalam arti yang utuh, yaitu mencakup segi kesehatan, pendidikan, keterampilan, sikap, karakter, dan lain-lain.   Di semua segi ini, keluarga mempunyai peran sentral dalam pembentukannya.   Kita semua mendapatkan landasan dasar pendidikan, kesehatan, karakter, kasih sayang, rasa tentram, rasa saling memiliki, semua dari keluarga kita masing-masing. Kualitas manusia memang ditentukan oleh kualitas keluarga.

Suatu bangsa sebenarnya adalah kumpulan dari keluarga-keluarga.  Dan satu hal penting yang perlu kita ingat adalah bahwa simpul syaraf sentral dalam keluarga umumnya adalah ibu. Ibu memegang peranan yang luar biasa dalam menentukan kesejahteraan dan kekuatan sebuah keluarga.   Perempuan yang berpendidikan dan sehat, akan memiliki keturunan yang pandai dan sehat pula. Memberdayakan perempuan sebagai titik sentral pembangunan keluarga adalah strategi yang tepat dan itulah yang diandalkan pemerintah.

Saudara-saudara sekalian,

Banyaknya program kesejahteraan rakyat yang  saat ini dilaksanakan Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, yang bermuara pada keluarga. Program-program pengentasan kemiskinan,program-program dibidang kesehatan ,pendidikan dan keluarga berencana,  hampir semuanya mengambil unit keluarga sebagai sasaran utamanya. Dan sebagian besar memanfaatkan peran perempuan sebagai penggeraknya di masyarakat dan sebagai penjurunya di dalam masing-masing keluarga.

Oleh karena itu marilah dalam acara peringatan hari ini kita memberi  hormat dan salut kepada Keluarga Indonesia dan kepada peran yang dimainkan perempuan dalam membangun Keluarga Indonesia.

Di semua daerah di tanah air yang saya kunjungi, peran perempuan dalam program-program kesejahteraan rakyat sangat dominan. Apakah itu di posyandu-posyandu, apakah di PAUD-PAUD, apakah mereka sebagai bidan-bidan desa, apakah sebagai penyuluh dan pemberi pelayanan Keluarga Berencana,apakah mereka sebagai penggerak PKK, apakah mereka sebagai ibu dimasing-masing keluarga, di bidang-bidang itu semua peran perempuan benar-benar sangat sentral.

Banyak sudah program-program kesejahteraan keluarga yang dilaksanakan oleh Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.Namun program-program itu memang harus terus kita perbaiki dan kita tingkatkan. Perbaikan itu harus dilakukan mulai dari tahap perencanaan sampai tahap pelaksanaannya di lapangan. Prestasi-prestasinya masih mungkin kita tingkatkan lagi dan untuk itu, kita semua perlu bekerja lebih keras dan lebih cerdas.

Untuk itu, saya berharap seluruh komponen pelaku dan pelaksana program agar saling bersinergi, makin memadukan langkah dalam perencanaan, mulai dari menentukan siapa yang akan memperoleh program/bantuan, sampai dengan bagaimana mengawal pelaksanaannya di lapangan.  Program khusus atau program unggulan inisiatif daerah sangat kita hargai. Hasil yang dirasakan oleh masyarakat akan makin besar apabila program-program itu dapat diserasikan perencanaannya sampai pelaksanaannya dengan program-program baku Pemerintah Pusat yang ada. Salah satu caranya adalah menserasikan keluarga yang dijadikan sasarannya, dengan cara menggunakan data dasar yang sama. Sekarang kita sudah punya data baku calon-calon keluarga sasaran yang dapat dipergunakan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

Apabila langkah-langkah kecil menuju sinergi program-program itu dapat kita laksanakan, maka saya percaya dengan biaya yang sama manfaatnya akan berlipat ganda. Dengan demikian, ke depan, kita dapat lebih cepat mewujudkan keluarga-keluarga Indonesia yang tangguh dan pada gilirannya lebih cepat mewujudkan bangsa dan negara yang tangguh pula.

Saudara-saudara sekalian,

Hari ini Pemerintah telah memberikan penghargaan kepada para pelaku Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang berprestasi, juga kepada penggiat PKK di berbagai daerah. Saya mengucapkan selamat kepada para pemenang dan penerima penghargaan. Jangan kendor, tingkatkan terus prestasi Saudara-saudara.

Jangkaulah keluarga-keluarga Indonesia  yang sampai saat ini belum terjangkau.  Layanilah mereka dengan tulus dan sepenuh hati. Mereka adalah saudara-saudara kita dalam keluarga besar bangsa Indonesia. Uluran tangan saudara-saudara dapat mengubah nasib mereka atau setidaknya nasib anak-anak mereka.

Saya juga ingin mengucapkan selamat dan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah ikut serta menyukseskan penyelenggaraan Peringatan Hari Keluarga kali ini. Selamat kepada seluruh jajaran Tim Penggerak PKK Pusat dan Daerah, serta jajaran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Penghargaan yang tinggi saya sampaikan pula kepada Jajaran Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kota Mataram. Saya sampaikan  dan penghargaan kepada seluruh masyarakat Nusa Tenggara Barat khususnya masyarakat kota Mataram atas keramahtamahannya sebagai tuan rumah dari perhelatan nasional hari ini.

Dirgahayu Keluarga lndonesia.  Semoga Allah SWT selalu meridhoi upaya kita semua .

Terima kasih.
Wassalamualaikum  warahmatuIlahi  wabarrakatuh.

Wakil Presiden Republik Indonesia
Boediono  

SU,BER :

OPINI :

Keluarga berperan aktif dalam pembangunan bangsa indonesia, karena keluarga merupakan salah satu faktor utama dalam pembibitan generasi muda. Pendidikan yang diberikan kepada bangsa bukanlah hanya dalam lembaga institusi atau pun dunia pendidikan saja seperti sekolah. Namun, seharusnya keluargapun ikut berperan aktif dalam membangun bangsa indonesia dengan mencanangkan sistem keluarga berencana. Dalam lingkungan keluarga kita belajar tentang tradisi. Hubungan yang terbina antara orang tua dan anak seharusnya dipererat agar kita dapat mengontrol penurus bangsa menjadi bangsa yang baik. Penumbuhan karakter seseorang dapat dilakukan pada keluarga. Pengajaran akhlak yang berbudi dan bertanggung jawab akan menumbuhkan generasi baru yang baik. Pengajaran tersebut sebaiknya dilakukan sejak dini agar berbudi baik dan berwawasan luas untuk masa depan selanjutnya.
Beberapa kasus yang muncul belakangan ini seperti perampokan, pemerkosaan bahkan korupsi dan tindakkan-tindakkan kriminal lainnya kerap kali terjadi. Hal tersebut terjadi karena keluarga kurang beperan aktif dalam membina dan membimbing penerus bangsa. Seharusnya keluarga mengajarkan norma-norma agama dan moral pada anak sejak dini. Terkadang orang tua tidak memperdulikan sikap dan karakter yang terdapat pada diri anaknya. Orang tua hanya ingin menjadikan anaknya menjadi seorang yang berhasil tanpa memperdulikan karakter pada diri anaknya.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi dapat menjadikan bangsa yang berwawasan luas. Namun, hal tersebut perlu peran aktif dalam keluarga agar anak dapat memilih dengan pandai hal-hal yang baik dan tidak utuk dirinya. Terkadang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan krisis karakter yang menjadikan anak menjadi tidak berbudi karena kita dapat belajar dan mengakses tidak hanya berbau pendidikan saja melainkan sosial dan hal-hal menyimpangpun dapat diakses. Maka dari itu keluarga sangat berperan penting dalam pembangunan bangsa.