Selasa, 15 November 2011

MANUSIA dan CINTA KASIH


MANUSIA DAN CINTA KASIH

Cinta itu adalah perasaan seseorang terhadap lawan jenisnya karena ketertarikan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh lawan jenisnya (misalnya sifat, wajah dan lain lain). Namun diperlukan pengertian dan saling memahami untuk dapat melanjutkan hubungan, haruslah saling menutupi kekurangan dan mau menerima pasangannya apa adanya, tanpa pemaksaan oleh salah satu pihak. Berbagi suka maupun duka bersama.

Cinta itu adalah sesuatu yang murni, putih, tulus dan suci yang timbul tanpa adanya paksaan atau adanya sesuatu yang dibuat buat, Menurut saya pribadi cinta itu dapat membuat orang itu dapat termotivasi untuk melakukan perubahan yang lebih baik/mulia daripada sebelum ia mengenal cinta itu. Cinta itu sesuatu yang suci dan janganlah kita menodai cinta yang suci itu dengan keegoisan, kemunafikan kita yang hanya menginginkan enaknya buat diri sendiri.

Cinta adalah perasaan hangat yang mampu membuat kita menyadari betapa berharganya kita, dan adanya seseorang yang begitu berharga untuk kita lindungi. CInta tidaklah sebatas kata-kata saja, karena cinta jauh lebih berharga daripada harta yang melimpah, termahal di dunia pun. Saat seseorang memegang tanganmu dan bilang Aku cinta kamu…pasti menjadi perasaan hangat yang istimewa, Karena itu, saat kamu sudah menemukan seseorang yang begitu berharga buat kamu, jangan pernah lepaskan dia! Namun adakalanya cinta begitu menyakitkan, Maka berhati hatilah jangan pernah coba-coba untuk bermain cinta

Cinta itu adalah sebuah perasaan yang tidak ada seorangpun bisa mengetahui kapan datangnya, bahkan sang pemilik perasaan sekalipun. Jika kita sudah mengenal cinta, kita akan menjadi orang yang paling berbahagia di dunia ini. Akan tetapi, bila cinta kita tak terbalas, kita akan merasa bahwa kita adalah orang paling malang dan kita akan kehilangan gairah hidup. Dengan cinta, kita bisa belajar untuk menghargai sesama, serta berusaha untuk melindungi orang yang kita cintai,

MACAM – MACAM CINTA
5 macam cinta yang mampu membangun kepribadian menjadi lebih baik atau bahkan menjatuhkan kepribadian itu kepada hal yang nista. 5 macam cinta itu adalah,
            Yang pertama, Mahabbatullah (cinta kepada Allah)
            Hal ini saja belum cukup untuk menyelamatkan seseorang dari adzab Allah dan memperoleh amal kebaikan serta pahala dariNya. Sebab, kaum musyrikin, kaum Nasrani, Yahudi, dan selain mereka adalah juga mencintai Allah.
            Hal ini menunjukkan kita satu hal, bahwa jika hanya sekedar berlandaskan cinta dan keikhlasan namun melupakan aspek ittiba’ kepada suri tauladan kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka hal itu adalah percuma dan sia-sia. Karena jika tidak berittiba’ maka tentunya tidak memiliki pedoman dalam beribadah dan keseharian sebagai seorang muslim.
            Yang kedua, Mahabbatu maa yuhibbullah (mencintai perkara yang dicintai Allah)
            Cinta yang seperti inilah yang mampu memasukkan pelakunya ke dalam Islam dan mengeluarkan pelakunya dari kekufuran. Karena jika kita mengaku seorang muslim, maka sudah seharusnya kita juga turut mencintai apa yang dicintai Allah. Seperti misalnya shalat, shaum, zakat, dll.
            Dan apabila kita justru seseorang membencinya, maka sungguh! Ia telah keluar dari Islam dan masuk kepada kekufuran. Sejarah telah membuktikan ketika saat-saat pasca Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam atau di awal masa pemerintahan Abu Bakar ash-Shiddiq, banyak diantara kaum muslimin yang menolak untuk membayar zakat. Sehingga pada akhirnya Abu Bakar memutuskan untuk menumpas mereka karena mereka telah keluar dari Islam.
            Hal inilah yang sudah sering terjadi di masyarakat kita masa kini. Mereka mengaku Islam, namun mereka dengan mudahnya meninggalkan perkara-perkara yang telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam contohkan dalam kepribadian beliau yang agung (bahkan syariat Islam sendiri dihujat). Padahal, sudah jelas bahwa hal-hal yang telah mereka tinggalkan adalah sesuatu yang dicintai Allah. Seseorang yang telah mengaku cinta tidak mungkin dengan seenaknya meninggalkan perkara yang ia cintai, bukan? Karena itu, jika kita mengaku seorang muslim, maka cintailah apa yang dicintai Allah!
            Yang ketiga, Al-Hubb lillah wa fillah (mencintai karena Allah dan dalam ketaatan kepadaNya)
            Hal ini merupakan syarat dari mencintai perkara yang dicintaiNya. Sungguh! Mencintai sesuatu sesuatu yang dicintai tidak akan tegak, melainkan dengan mencintai Allah dan dalam ketaatan kepadanya.
            Kita sering mendengar bahwa yang namanya cinta itu adalah sementara dan singkat. Padahal, cinta itu sendiri bisa bertahan bila kita memiliki pondasi yang kuat. Pondasi itu bernama aqidah. Cinta tidak akan bertahan lama bila cinta itu hanya berlandaskan nafsu semata. Namun cinta karena Allah dan dalam ketaatan kepadaNya, maka insya Allah akan terus bertahan.
            Sering kita dengar cekcok antara suami istri, adik dengan kakak, seorang muslim dengan muslim yang lain. Tentu saja hal ini menunjukkan bahwa mereka belum terikat dalam satu ikatan cinta yang dulu telah mengikat kaum Aus dan Khazraj serta kaum muhajirin dan kaum anshar. Ikatan cinta para salafusshalih benar-benar kuat. Tidak bisa dibayangkan bagaimana besarnya cinta para sahabat pada Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam. Mereka rela menjadi perisai hidup demi membela sang kekasih tercinta. Bahkan Muawiyah yang dulu ketika ia masih musyrik sempat berkata di tengah-tengah eksekusi Zaid bin ad-Datsinah (dalam riwayat lain Khubaib bin Adi, wallahu a’lam),
Belum pernah aku melihat seseorang mencintai sahabatnya demikian rupa seperti sahabat-sahabat Muhammad mencintai Muhammad
            Mengapa bisa demikian? Karena mereka mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena Allah, dan mereka benar-benar dalam ketaatan yang sulit dibayangkan. Loyalitas mereka kepada Islam tidak perlu lagi dipertanyakan. Karena itu, kisah cinta mereka merupakan sebuah kisah legendaris yang harum namanya sepanjang zaman.
            Yang keempat, Al-Mahabbatu ma’allah (mencintai selain Allah bersama Allah)

            Ini adalah kecintaan yang syirik. Barang siapa yang mencintai sesuatu bersama Allah bukan karena Allah, bukan sebagai sarana kepadaNya, dan bukan dalam ketaatan kepadaNya, maka dia telah menjadikan sesuatu tersebut sebagai tandingan bagi Allah. Seperti inilah kecintaan kaum musyrikin. Dan memang, cinta ini adalah kesyirikan! Bahwa mereka telah berani menyetarakan Allah dengan dzat yang lain. Mereka menganggap bahwa dzat yang mereka yakini lebih mendatangkan maslahat dan manfaat pada dirinya dan orang lain. Padahal justru sebaliknya, mereka telah mengundang adzab Allah!
            Contoh nyata dalam masyarakat kita adalah sesajen kepada ‘penunggu’ agar mereka dilindungi dari mara bahaya. Sungguh, ini adalah sebuah kesyirikan yang nyata!
            Dalam kasus lain, mereka membuat hal-hal yang baru untuk dicintai secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan kultus. Yang dengan kultus itu ia akan menutup mata pada kebenaran dari orang lain dan kesalahan dari apa yang ia kultuskan. Semoga Allah melindungi kita dari cinta yang semacam ini.
            Yang kelima, cinta yang sejalan dengan tabiat.
            Bentuknya adalah kecenderungan seseorang terhadap perkara yang sesuai dengan tabiatnya, seperti seorang yang haus mencintai air, yang lapar mencintai makanan, seseorang mencintai isteri dan anaknya, dll. Kecintaan ini sebenarnya tidaklah tercela, kecuali jika tabiat cinta tersebut melalaikan dari mengingat Allah dan yang menyibukkan hamba dari mencintaiNya serta taat kepadaNya.
            Sebagaimana yang telah Allah firmankan,
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.
(QS Al-Munafiquun: 9)
...yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
(QS An-Nuur: 37)
 sumber :
instingcinta.blogspot.com/2011/.../arti-cinta-dan-pengertian-cinta
cafe-islamicculture.blogspot.com › Tazkiyatun Nufus


MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


MANUSIA dan KEBUDAYAAN

Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia                       sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol; Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat.
Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yg belum diberikan alam.
Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.
Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
MACAM – MACAM KEBUDAYAAN
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.
Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.
Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk kebudayaan Barat dan membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya seperti boga, busana, perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat-laun terintegrasi dalam masyarakat.

Wujud kebudayaan daerah di Indonesia

Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap saerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda.

Rumah adat

Rumah gadang, rumah adat sumatera barat

http://2.bp.blogspot.com/_6Ym9Vpd5IY0/S9rXb0Zqc2I/AAAAAAAAABo/srpzuEqEqPw/s320/images.jpeg

 

http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
SUMBER :

www.anneahira.com/macam-macam-kebudayaan-indonesia.htm
radiosmasher.blogspot.com/2011/04/definisi-manusia.html