Selasa, 26 Mei 2015

Referensi Skripsi PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Staf Akuntansi Perusahaan Jasa di Wilayah Jakarta dan Tangerang)



Tugas Softskill ke 3.
Ulasan yang dilakukan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hikmah Hasanah dari Universitas Islam Negri Syarif  Hidayatullah, Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan judul  PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Staf Akuntansi Perusahaan Jasa di Wilayah Jakarta dan Tangerang).
Perubahan lingkungan dari lingkup lokal menjadi global menyebabkan terjadinya perubahan dihampir semua sektor kehidupan. Adanya keharusan untuk penyesuaian situasi secara global, membuat manajer tidak hanya mengacu pada situasi lokal, nasional ataupun regional, namun harus mampu bersaing secara internasional. Sikap perusahaan untuk menghadapi hal ini hanya ada satu, yaitu ikut mengalami perubahan baik secara struktural maupun sumber daya yang dimiliki. Salah satu cara yang bisa ditempuh oleh perusahaan adalah dengan membenahi sumber daya manusia yang dimilikinya agar bisa bertahan dalam persaingan jangka panjang (Samuel, 2003:73). Mengingat pentingnya peran sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial dalam sebuah perusahaan, maka berdasarkan latar belakang diatas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (reward) sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Staf Akuntansi Perusahaan Jasa di Wilayah Jakarta dan Tangerang)”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh total quality management terhadap kinerja manajerial dengan sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan (reward) sebagai variabel moderating, studi empiris pada staf divisi akuntansi perusahaan jasa di Jakarta dan Tangerang.
Data disebar dan dikumpulkan dengan teknik convenience sampling kepada para responden. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah para staf di divisi akuntansi pada 7 perusahaan jasa dengan total 80 responden. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Dari hasil regresi berganda, menghasilkan satu hipotesis yang menunjukkan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial, yaitu:
1. Total Quality Management berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Suprantiningrum dan Zulaikha (2003), Narsa dan Yuniawati (2003) maupun Bekka (2007) yang membuktikan bahwa TQM berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Angelina (2012) dan Kumentas (2013) yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa TQM tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
2. Interaksi antara TQM dan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh signifikan secara individual terhadap kinerja manajerial, dan sistem pengukuran kinerja bukan merupakan variabel moderating. Hasil ini mendukung penelitian Suprantiningrum dan Zulaikha (2003) yang membuktikan bahwa interaksi sistem pengukuran kinerja dengan TQM tidak mempengaruhi kinerja manajerial dan sistem pengukuran kinerja bukan merupakan variabel moderating. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Narsa dan Yuniawati (2003) juga penelitian Mardiyah dan Listianingsih (2005) yang menunjukkan hasil bahwa sistem pengukuran kinerja mempunyai pengaruh moderasi terhadap hubungan antara TQM dan kinerja manajerial.
3. Interaksi antara TQM dan sistem penghargaan tidak berpengaruh signifikan secara individual terhadap kinerja manajerial, dan sistem penghargaan bukan merupakan variabel moderating. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Narsa dan Yuniawati (2003) yang membuktikan bahwa interaksi sistem penghargaan dengan TQM tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian oleh Suprantiningrum dan Zulaikha (2003), Mardiyah dan Listianingsih (2005) dan Putro (2010) yang menunjukkan hasil bahwa interaksi antara sistem penghargaan dan TQM berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Rabu, 22 April 2015

etika profesi 2



1.    Apa arti title sarja yang anda ingin raih saat ini    
Title adalah gelar yang diberikan bagi suatu institusi pendidikan. Title bukan hanya memanjangkan nama saja, namun title itu sendiri seharusnya mencerminkan dirinya. Seharusnya mahasiswa harus dapat memegang gelar yang didapat. Memiliki kemampuan yang sesuai dengan gelar yang ia dapat. Gelar bukan hanya sekedar gelar yang didapat saja, namun tidak ada pengetahuan yang didapat. Title atau gelar yang ingin di raih misalkan sarjana teknik industri memiliki arti bahwa kemampuan, pemahaman serta pengetahuan yang dimiliki di bidang industri. Sering kali saya melihat orang-orang rela mengeluarkan biaya untuk menjadi mahasiswa dan memiliki gelar guna memamerkan bahwa ia sarjana tanpa ia tahu makna dari title yang ia emban. Makna gelar kerap kali dihubungkan untuk menyenangkan orang tua dan membuat bangga orang tua saja. Dengan ia cepat lulus dan segala cara ia tempuh untuk kelulusan. Ada sebuah artikel dari erander wordpress yang mengatakan bahwa ada seorang temannya yang sarjana hukum lalu ia menanyakan masalah hukum kepada temannya tersebut. Lalu apa yang ia dapatkan ternyata temannya tersebut tidak mengerti dan ia kebetulan hanya belajar dan menghafal ketika ujian agar cepat lulus dengan terbaik agar orang tua bangga. Gelar menurut saya juga penting karena tanpa gelar pendidikan jarang untuk menaikki jabatan dalam dunia kerja. Banyak orang memiliki kemampuan namun karena gelar yang tidak dimiliki maka ia lama untuk menaik jabatan bahkan ada yang tetap disitu saja. Namun gelar tidaklah penting tanpa kemampuan yang dimiliki dari gelar yang ia dapat tersebut. Seharusnya gelar yang didapat harus diseimbangkan dengan kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dan gelar tersebut dapat merubah sikap seseorang dengan pola pikir yang harusnya berkembang karena banyaknya wawasan yang ia terima dalam pelajaran yang didapat.
2. Apa arti kejujuran dalam hidup anda?
            Kejujuran sangatlah penting bagi kehidupan, ketika kita jujur dan bersih maka bahagialah hidup kita. Kejujuran juga dapat membuat suatu karakter dari seseorang. Kejujuran merupakan suatu kepercayaan. Ketika melakukan sesuatu dan berbuat jujur maka orang akan percaya dengan anda. Dan kejujuran juga akan membuat anda menjadi lebih dihargai oleh orang lain. Kejujuran juga mengihndarkan ada dari stres, karena ketika anda tidak jujur misalkan melakukan kebohongan anda akan merasa takut apabila kebihongan anda akan terbuka. Dan anda akan selalu memikirkan dampak yang akan terjadi. Hal tersebut akan embuat anda selalu dilingkupi dengan ketakutan dan membuat anda stres. Bersikap jujur juga menghindarkan dari kemunafikan. Karena salah satu sikap munafik yaitu apabila berbicara ia berdusta. Kejujuran merupakan pondasi utama atas tegaknya nilai-nilai kebenaran karena jujur itu identik dengan kebenaran. Ada firman ALLAH SWT yang menerangkan tentang kejujuran antara lain:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah Swt. Dan ucapkanlah perkataan yang benar”. (Q.S. al-Ahzab/ 33:70). Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya (jujur) karena sangatlah berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa yang di lidah dan apa yang diperbuat. Allah swt berfirman “wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah dibenci disisi Allah jika kamu tidak mengerjakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”.(Q.S. ash-aff/61:2-3)
Sumber:

Minggu, 22 Maret 2015

ETIKA PROFESI (TUGAS 1)

        

1. Apa sebenarnya kepakaran dari seorang sarjana teknik industri?
Seorang sarjana Teknik Industri diarahkan dapat menyelesaikan masalah yang sistemik. Kepakaran merupakan pemahaman yang luas dari tugas atau pengetahuan spesifik yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan pengalaman. Sedangkan kepakaran seorang sarjana teknik industri dapat dikatakan sebagai keahlian khusus (kompetensi) yang harus dimiliki seorang sarjana teknik industri. Seorang professional teknik industri seringkali membanggakan kompetensinya dalam berbagai hal mulai dari proses perancangan produk, perancangan tata-cara kerja sampai dengan mengembangkan konsep-konsep strategis untuk mengembangkan kinerja industri.
Pada dasarnya, ilmu Teknik Industri dapat dibagi ke dalam tiga bidang keahlian, yaitu :
a.        Sistem Manufaktur.
bidang ini mampu mengatasi dalam meningkatkannkualitas suatu barang penangan mulai dari perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan hingga perbaikan. Baik dari manusia, mesin maupun material yang digunakan serta fasilitas yang ada.
b.        Bidang keahlian Manajemen Industri.
bidang ini lebih ke manajemen baik produksi maupun perkantoran. mengatasi pelayanan yang diberikan dan menyelesaikan masalah yang terkait dalam sistem produksi yang ada.
c.        Bidang keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi. Bidang ini memanfaatkan pendekatan Teknik Industri untuk meningkatkan baik tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktu yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah.

2.Tuliskan karakter2 tidak beretika menurut kalian  dalam kehidupan sehari2 (beri 5 contoh+analisa)
          Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Ethos” yang memiliki arti watak kesusilaan atau adat. Jadi etika merupakan suatu perilaku yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Etika sendiri memiliki karakter dan terdapat beberapa karakter yang tidak beretika. Berikut merupakan contohnya.
a. Membantah apa yang dikatakan orang tua seperti pada saat saya meminta ijin oleh orang tua untuk pergi bersama teman tetapi orang tua tidak mengijinkan karena diluar hujan, maka saya membantahnya dengan berkata dengan nada yang keras. hal tersebut merupakan sikap yang tidak baik.
b. Tidak menatap lawan bicara. Ketika saya sedang berbincang dengan teman sebaya dan membicarakan hal serius seperti pelajaran dan sebagainya, tetapi teman saya tidak fokus melihat justru melihat objek lain. hal tersebut sebaiknya tidak boleh. seharusnya ketika berbicara dengan lawan bicara harus menatap muka lawan bicara dengan menghargainya.
c. Menyelak ucapan orang lain. Pada saat rapat pengurusan organisasi dan bermusyawarah tiba-tiba dinda menyelak ucapan dian ketika dian sedang memberikan pendapatnya. Dinda menyerobot pembicaraanya dan berbicara tanpa memikirkan orang lain.
d. Membicarakan orang lain. Ketika seseorang mengalami kejadian yang sulit maka dibicarakan dengan yang lain tanpa memikirkan perasaan yang dibicarakan.
e. Egois. Ketika sedang bermusyawarah dinda tidak menerima pendapat apa yang diberikan orang lain. Dinda memaksakan pendapat ia bahwa benar dan harus diwujudkan.
3. Tuliskan aktivitas tidak beretika profesional dalam bekerja (beri 5 contoh+analisa)

           a.    Tidak bertanggungjawab terhadap pekerjaannya.
Seorang pekerja dituntut untuk profesional dalam bekerja. Hal ini dapat ditunjukkan dalam melaksanakan setiap pekerjaanya. Pekerja harus bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya
b.      Tidak menjaga rahasia perusahaan. 
      Seorang pekerja hendaknya menjaga semua rahasia data-data yang dimiliki oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
c.       Berbicara tidak sopan.
Sering kali pekerja berbicara tidak sopan di lingkungan kerjanya. Hal ini merupakan tindakan yang tidak profesional.
d.      Korupsi.
Korupsi merupakan tindakan kotor yang sering dilakukan oleh pekerja. Pekerja sudah tidak profesional lagi apabila melakukan tindakan korupsi
e.   Terlambat masuk kerja. 
      Sebagai pekerja hendaknya mematuhi peraturan yang ada. Tindakan terlambat masuk kerja tidak mencerminkan keprofesionalan seorang pekerja.

Kamis, 04 Desember 2014

PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN



Perencanaan organisasi adalah proses menentukan bagaimanan organisasi bisa mencapai tujuannya. Perencanaan adalah proses menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Dalam istilah resmi perencanaan didefinisikan sebagai perkembangan sistematis dari pogram tindakan yang ditunjukan pada pencapaian tujuan bisnis yang telah disepakati dengan proses analisa, evaluasi, seleksi diantara peluang-peluang yang diprediksi terlebih dahulu. Perencanaan organisasi mempunyai dua maksud: perlindungan dan kesepakatan (protective dan affirmative). Di dalam perencanaan ilmiah dirumuskan dan ditetapkan seluruh aktivitas-aktivitas administrasi, sebab dalam perencanaan dirumuskan dan ditetapkan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang:
a.         Apa yang harus dikerjakan (what must be done);
b.        Mengapa harus dikerjakan (why must be done);
c.         Di mana dikerjakan  (where will be done);
d.        Kapan akan dikerjakan (when will be done);
e.         Siapa yang akan mengerjakannya (who will do it); dan
f.         Bagaimana hal tersebut akan dikerjakan (how will it be done).

2.          Unsur-unsur Perencanaan
Di bawah ini merupakan tata urutan unsur-unsur perencanaan yang merupakan sistematika berpikir dalam perencanaan.
a.         Hasil akhir (the ends) yaitu spesifikasi dari tujuan perencanaan.
b.        Alat-alat (the means) yaitu meliputi pemilihan dari kebijaksanaan, strategi, prosedur, dan praktiknya.
c.         Sumber-sumber (the resources) yaitu meliputi kuantitas, mendapatkan dan mengalokasikan bermacam-macam sumber.
d.        Pelaksanaan (implementation) yaitu menentukan prosedur pengambilan keputusan dan cara mengorganisasikannya sehingga rencana tersebut dapat dilaksanakan
e.         Pengawasan (control) yaitu menentukan prosedur apa yang dilakukan dalam menemukan kesalahan, kegagalan daripada rencana dan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan untuk kelanjutannya.

3.         Elemen-elemen Perencanaan
Salah satu usaha untuk menilai kegiatan perencanaan yang bermacam-macam ialah meninjau berbagai elemen perencanaan yang merupakan hasil daripada proses perencanaan. Di samping itu juga adanya hierarki perencanaan, menggolongkan rencana sesuai dengan tingkat-tingkat manajemen di mana rencana itu dilakukan.
a.         Menentukan permasalahannya
Yang dimaksud dengan menentukan permasalahan ialah apa yang harus dilakukan oleh pimpinan dalam mencapai tujuan, atau apa yang ingin dicapai.
b.        Berusaha mendapatkan fakta-fakta yang penting/dibutuhkan
Sedapat mungkin dengan waktu yang tersedia secara rasional mendapatkan fakta itu dalam bentuk yang baik sebagai sumber informasi.
c.         Analisis sumber informasi itu
Mempertimbangkan faktor-faktor informasi itu sama lain dan mencoba menghubungkan faktor informasi itu sama lain.
d.        Pilihlah tindakan-tindakan alternatif
Informasi yang sudah dianalisis itu akan tampak jelas, dan mudah diadakan penilaian.
e.         Mengambil keputusan
Melakukan analisis dan observasi selanjutnya untuk melihat apakah adanya faktor-faktor baru yang akan timbul yang mungkin diperlukan untuk suatu perubahan dalam pembuatan rencana itu.

B.       Organisasi
1.         Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari kataorganon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli dan pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip. Sebagai bahan perbandingan, berikut ini adalah sebagian pendapat mereka.
a.                  Mc. Farland, Organisasi didefinisikan sebagai “An organization is an identifiable group of people contributing their efforts toward the attainment of goals” (organisasi adalah suatu kelompok manusia yang dapat dikenal yang menyumbangkan usahanya terhadap tercapainya suatu tujuan)

b.                  James D. Mooney mengatakan, “Organization is the form of human association for the attainment of common purpose” (organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)

2.         Ciri-ciri Organisasi
Berdasarkan atas kedua definisi tersebut, dapat diberikan ciri-ciri organisasi sebagai berikut.
a.         Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal;
b.        Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan yang merupakan kesatuan kegiatan;
c.         Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan usahanya/kontribusinya.
d.        Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan;
e.         Adanya tujuan yang ingin dicapai.

3.         Prinsip-prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya adalah A.M. Williams dalam bukunya “Organization of Canadian Government Administration”, yang menyebutkan bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi hal berikut.
a.         Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
Menurut prinsip ini tujuan organisasi harus jelas dan rasional, apa bertujuan untuk mendapatkan laba (business organization) ataukah untuk memberikan pelayanan (public organization). Hal ini merupakan bagian penting dalam menentukan struktur organisasi.

b.        Prinsip skala hierarki
Saluran perintah atau wewenang dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak terpendek

c.         Prinsip kesatuan perintah
Menurut prinsip ini, hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggungjawaban hanya kepada satu orang atasan, tetapi seorang atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan.

d.        Prinsip pendelegasian wewenang
Hendaknya pendelegasian wewenang dari seorang atau sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui wewenangnya.

e.         Prinsip pertanggungjawaban
Dalam menjalankan tugasnya, setiap pegawai harus bertanggung jawab seluruhnya kepada atasan.

f.         Prinsip pembagian pekerjaan
Pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut.

g.        Prinsip rentang pengendalian
Bahwa jumlah bawahan yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi.

h.        Prinsip fungsional
Seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional, harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaanya.

i.          Prinsip pemisahan
Beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan kepada orang lain.

j.          Prinsip keseimbangan
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut.
k.        Prinsip fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri dan karena adanya pengaruh di luar organisasi sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.

l.          Prinsip kepemimpinan
Dalam organisasi apa pun bentuknya diperlukan kepemimpinan atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan akivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakkan oleh pemimpin organiasasi tersebut.

Tujuan Perencanaan adalah membentuk usaha yang terkoordinasi dalam organisasi. Perencanaan Organisasional mempunyai dua tujuan :
1.        Tujuan Perlindungan (Protective) : meminimisasikan resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan
2.        Tujuan Kesepakatan (Affirmative) : meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional

Koontz O’Donnel menyatakan maksud perencanaan adalah :
“untuk melancarkan pencapaian usaha dan tujuan”

Henry Fayol telah mengembangkan 16 garis pedoman umum yang bisa digunakakn ketika mengorganisasi sumber daya-sumber daya, yaitu :

1.        Menyiapkan dan melaksanakan rencana operasional secara bijaksana.
2.        Mengorganisasi faset kemanusiaan dan bahan sehingga konsisten dengan tujuan, sumber daya, dan kebutuhan dari per soalan tersebut.
3.        Menetapkan wewenang tunggal, kompeten, enerjik, dan menuntun.
4.        Mengkoordinasi semua aktivitas-aktivitas dan usaha-usaha.
5.        Merumuskan keputusan yang jelas, berbeda, dan tepat.
6.        Menyusun seleksi yang efisien sehingga tiap-tiap departemen dipimpin oleh seorang manajer yang kompeten, enerjik, dan tiap-tiap karyawan ditempatkan pada tempat dimana dia bisa menyumbangkan tenaganya secara maksimal.
7.        Mendefinisikan tugas-tugas.
8.        Mendorong inisiatif dan tanggung jawab.
9.        Menberikan balas jasa yang adil dan sesuai bagi jasa yang diberikan.
10.    Memfungsikan sanksi terhadap kesalahan dan kekeliruan.
11.    Mempertahankan disiplin.
12.    Menjamin bahwa kepentingan individu konsisiten dengan kepentingan umum dari organisasi.
13.    Mengakui adanya satu komando.
14.    Mempromosikan koordinasi dahan dan kemusiaan.
15.    Melembagakan dan memberlakukan pengawsan.
16.    Menghindari adanya pengaturan, birokrasi, dan kertas kerja.

Keuntungan dan Kerugian Pembagian Tenaga Kerja
Keuntungan :
1.        Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu sehingga keterampilan dalam tugas tertentu meningkat
2.        Tenaga kerja tidak kehilangan waktu dari satu tugas ke tugas yang lain
3.        Pekerja memusatkan diri pada satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien
4.        Pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses keseluruhan produk

Kerugian :
1.        Pembagian kerja hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan variabel manusia
2.        Kerja yang terspesialisasi cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat tingkat produksi menurun

Menurut Chester Barnard akan makin banyak perintah manajer yang diterima dalam jangka panjang jika :
1.        Saluran formal dari komunikasi digunakan oleh manajer dan dikenal semua anggota organisasi
2.        Tiap anggota organisasi telah menerima saluran komunikasi formal melalui mana dia menerima perintah
3.        Lini komunikasi antara manajer bawahan bersifat langsung
4.        Rantai komando yang lengkap
5.        Manajer memiliki keterampilan komunikasi yang memadai
6.        Manajer menggunakan lini komunikasi formal hanya untuk urusan organisasional
7.        Suatu perintah secara otentik memang berasal dari manajer
Jenis-Jenis Wewenang
1.        Wewenang Lini
2.        Wewenang Staf
3.        Wewenang Fungsional
Delegasi
Terdapat tiga langkah dalam proses pendelegasian :
1.        Membebankan semua kewajiban tertentu pada individu
2.        Proses pendelegasian melibatkan pemberian wewenang yang semestinya kepada bawahan
3.        Penciptaan kewajiban pada bawahan untuk melaksanakan kewajiban yang dibebankan
Kendala bagi proses pendelegasian
1.        Kendala yang berhubungan dengan penyelia
2.        Kendala yang berhubungan dengan bawahan
3.        Kendala yang berhubungan dengan organisasi

Sumber:
Ibid., hlm. 24-26.
Khaerul Umam, Perilaku Organisasi, Pustaka Setia, 2010. hlm. 24
Soewarno Handayaningrat,Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Gunung Agung, 1995, hlm. 127.
Ulbert Silalahi, Studi tentang Ilmu Administrasi, Sinar Baru Algesindo, 2009, hlm. 166.
Winardi, Asas-asas Manajemen, Mandar Maju, 1990, hlm. 235-237.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kewirausahaan/bab11dasar_dasar_pengorganisasian.pdf
http://home.unpar.ac.id/~lpkm/dasar-dasar%20pengorganisasian.html
http://rodlialramdhan.blogspot.com/2013/09/fungsi-perencanaan-dalam-organisasi.html?m=1